Penamaan sebuah kereta api biasanya ditujukan untuk membedakan antara satu dan yang lain. Namun, enggak hanya itu, penamaan tersebut dilakukan untuk memberikan kemudahan pada penumpang untuk mengenali kereta tujuan mereka.
Contohnya, KA Argo Parahyangan disematkan untuk KA dengan rute Gambir-Bandung Pergi Pulang (PP). Tak hanya Argo Parahyangan, ada banyak nama yang digunakan untuk menamai kereta api pada rute-rute lainnya.
Menariknya, penamaan sebuah kereta api tidak dilakukan secara asal-asalan, melainkan memiliki makna tertentu, seperti halnya deretan kereta api yang namanya diambil dari makhluk-makhluk mitologi nusantara.
Dikutip dari akun Instagram resmi KAI @kai121_, ada enam nama KA yang diambil dari satwa mitologi nusantara. Kuda hingga naga, berikut ulasannya!
1. Naga-KA Taksaka (Gambir-Yogyakarta PP)
Di dalam mitologi Hindu, Taksaka atau Taksa adalah salah satu naga, putera dari Dewi Kadru dan Kashyapa. Ia tinggal di Nagalola bersama saudara-saudaranya yang lain, yaitu Basuki, Antaboga, dan lainnya.
Naga Taksaka juga muncul dalam mitologi Bali, selayaknya pengaruh mitologi Hindu dari India. Dalam mitologi Bali, Taksaka adalah ular yang tinggal di kayangan.
Nama Taksaka digunakan untuk menamai kereta api relasi Gambir-Yogyakarta, yang mulai beroperasi pada 19 September 1999 dan menjadi salah satu KA dengan okupansi tinggi.
Pada tanggal 23 September 2022, KAI melakukan rebranding dengan mengusung tema Hype Trip pada Ka Taksaka, disesuaikan dengan profil penggunanya yang kebanyakan dari generasi muda.
2. Ular-KA Sancaka (Surabaya Gubeng-Yogyakarta PP)
Warga surabaya dan sekitarnya tentu sudah tidak asing lagi dengan KA Sancaka. Ya, kereta yang melayani rute Surabaya-Yogyakarta Pergi Pulang (PP) ini sudah beroperasi sejak lama.
KA Sancaka yang menghubungkan Kota Surabaya dan Yogyakarta sudah beroperasi sejak 20 Mei 1997. Selain telah beroperasi sejak lama, nama KA ini nyatanya juga diambil dari salah satu mitologi satwa nusantara. Sancaka diambil dari nama sosok ratu ular sanca yang pengayom dan dapat bertahan di segala keadaan.
3. Kuda-KA Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng PP)
Dalam mitologi Jawa, Turangga merupakan seekor kuda yang sering menjadi tunggangan para raja dan bangsawan. Secara fisik, kuda ini tak berbeda jauh dengan kuda-kuda lainnya, hanya saja kuda Turangga dapat berlari sangat cepat.
Karena itu, nama Turangga digunakan sebagai nama kereta api relasi Bandung-Surabaya Gubeng via jalur selatan, yang mulai dioperasikan pada 1 September 1955.
4. Kuda-KA Sembrani (Surabaya Pasarturi-Gambir PP)
Selain kuda Turangga, ada satu kuda mitologi lain yang digunakan sebagai salah satu nama KA. Ialah Kuda Sembrani, kuda ini digambarkan sebagai kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani.
Menurut cerita pewayangan, kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu. Batara Wisnu adalah putra kelima dari Batara Guru dan Batari Uma. Ia disebut putra yang paling sakti di antara semua putra Batara Guru.
Kuda Sembrani digunakan sebagai nama salah satu KA legendaris di jalur utara Jawa, yakni KA Sembrani dengan relasi Surabaya Pasarturi-Gambir. Rute ini sendiri telah dioperasikan sejak 1 Oktober 1995.
5. Sapi-KA Gumarang (Pasar Senen-Surabaya Pasarturi PP)
Enggak hanya naga dan kuda, sapi juga menjadi hewan mitologi lain yang namanya diambil sebagai KA. Bernama Gumarang, satwa mitologi dari Jawa Barat ini adalah jelmaan dari orang sakti dalam wujud sapi hutan.
Sapi gumarang digambarkan memiliki tubuh yang kuat, gagah, dan juga lincah. Nama Gumarang kemudian disematkan menjadi nama kereta api relasi Pasar Senen-Surabaya Pasarturi via jalur utara, yang diresmikan pada 20 Mei 2001.
6. Macan-KA Lodaya (Bandung-Solo Balapan PP)
Erat kaitannya dengan Prabu Silliwangi, macan Lodaya merupakan legenda yang populer dengan masyarakat Sunda. Macan Lodaya digambarkan sebagai macan kumbang yang gagah dan gesit.
Karena kepopulerannya di Jawa Barat, nama Lodaya diambil untuk menamai KA relasi Bandung-Solo Balapan yang telah beroperasi sejak 12 Mei 2000.
Selain menjadi nama KA, sosok patung macan Lodaya juga bisa dengan mudah ditemui di kantor kepolisian wilayah Jawa Barat.